Cerita Di Balik Selembar Crepe

Dalam lembaran tipis crepe bisa diisi apa saja. Kuncinya adalah kesederhanaan. Alkisah seorang perempuan memasak sepanci bubur. Sebagian buburnya tumpah di atas batu di dalam tungku. Tak dinyana, tumpahan bubur itu matang lebih cepat, mudah digulung, dan lezat pula! Sebagian orang percaya ketidaksengajaan itu awal dari kelahiran crepe ribuan tahun silam. Crepe adalah kue tipis yang bisa diisi apa pun di dalamnya, lalu dilipat. Orang Indonesia menyebutnya dadar.
Crepe tradisional lembut dan tipis. Apa pun isinya, crepe yang nikmat adalah yang sederhana. Itu kuncinya. Ada dua jenis crepe. Yang asin, disebut galette, terdiri atas campuran dasar, terigu, buckwheat (sejenis gandum), telur, dan susu. Galette biasanya dimakan sebagai makanan pembuka. Sementara crepe manis, terbuat dari terigu, telur, susu, dan gula, disajikan untuk makanan penutup.

Amat kuno

Bila dirunut dari sejarahnya, usia crepe sudah amat tua. Sudah selama 9.000 tahun orang menyantap crepe dalam beragam bentuknya. Dari mana asal crepe? Banyak wilayah di Eropa bisa mengklaim sebagai tempat kelahiran kue yang bisa dibuat dari tepung beras, gandum, jagung, dan sebagainya ini.

Sebuah teks dari Celtic, Irlandia, menunjukkan kebiasaan menyantap crepe pada acara ‘Mardi Gras’. Pada akhir abad ke-18 Universal Dictionary menggambarkan crepe sebagai sejenis pembuatan pastry, dikenal di kawasan Celtic.

Tapi, sejarah kuliner menunjukkan resep crepe yang pertama ditemukan di Prancis pada tahun 1390 dalam buku Manger de Paris (Makanan yang berasal dari Paris). Sang penulis menjelaskan cara membuat crespes dengan terigu, telur, air, garam, dan anggur. Crepe ini dimasak pada campuran lemak dan mentega, dan ditaburi gula bubuk sebelum dihidangkan.

Resep kuno itu tidak menunjukkan resep crepe dari buckwheat. Maklumlah, tanaman ini berasal dari Asia, dan belum sampai ke Eropa sampai abad ke-15. Begitu sampai di Bretagne pada abad ke-16, buckwheat tumbuh subur di tanah dengan kandungan asam di kawasan ini.

Galette, crepe asin pun menjadi sangat populer di Bretagne. Cara membuatnya amat sederhana. Hanya bubur yang dituangkan menjadi lapisan tipis, dijemur di luar sampai kering. Crepe pun menjadi makanan andalan di masa paceklik. Pada akhir abad ke-19, roti mulai menggantikan kedudukan crepe sebagai makanan pokok. Meski begitu, “Crepe amat terkenal dari Bretagne, kawasan Barat Prancis,” kata Sylvain Julien, general manager Hotel Gran Mahakam, Jakarta dalam acara promosi makanan bertema ‘Crepes Lover’ dari restoran Le Gran Cafe di hotel itu.

Di Bretagne, pantai Barat Prancis, crepe dinikmati setiap waktu, sarapan, makan siang, makan malam, atau makanan ringan. Creperies, restoran khusus membuat crepe, mulai ada sejak awal abad ke-20. Dengan meningkatnya pariwisata, crepe menjadi populer di seluruh penjuru Prancis, dan menjadi terkenal sebagai salah satu simbol dunia kuliner Prancis.

Lembut dan ‘kres’

“Membuat crepe itu gampang-gampang susah,” kata Chef de Cuisine Hotel Gran Mahakam, Mada Dicky Serang. Bahan-bahan dasarnya mudah dicari. Telur, tepung, mentega, dan susu. Masalahnya adalah mengatur keenceran dan kehalusan adonan agar tidak bergumpal. Agar adonan crepe tidak bergumpal, Dicky menyarankan agar mengocok bahan cair lebih dahulu. Dimulai dari mengocok telur hingga berbusa, gula, susu, dan yang terakhir barulah tepung. “Kalau tak yakin tidak bergumpal, saring dulu adonannya,” tambahnya.

Di creperies, orang memasak crepe di billig, sejenis wajan datar. Lalu, adonan diratakan dengan alat yang disebut rozelle, dan dibalik dengan spanelle. “Tapi, untuk rumahan cukup dengan wajan,” kata Dicky.

Ia bersama senior sous chef Soekino memamerkan cara memasak crepe dengan mudah di pan fry, wajan ceper bertangkai. Crepe yang enak dan bagus adalah yang lembut, sedikit kecokelatan, dan crispy. “Agak ‘kres’ kalau digigit,” kata Kino menambahkan. Untuk itu, pada adonan perlu sedikit diberi maizena dan memasaknya sampai adonan kering, lepas dari panci.

Agar hasil crepe prima, Kino mengingatkan, jangan olesi panci dengan terlalu banyak mentega. Sebab, minyak yang terlalu banyak akan membuat adonan tak menempel bagus. Crepe yang matang akan mudah dilepaskan dari panci dan tidak berupa lembaran yang kusut dan mudah sobek. Untuk isi crepe bisa apa pun sesuai selera. Crepe manis, menurut Dicky, misalnya, enak dimakan dengan pisang raja yang ditekan dan dihangatkan dengan mentega. Setelah pisang dimasukkan dalam crepe lalu ditaburi dengan gula tepung.

Crepe bisa disimpan tanpa isi. Caranya, saran Kino, tumpukkan crepe dan masukkan dalam kantong plastik, simpan di dalam kulkas bagian freezer. Beberapa jam sebelum dihidangkan pindahkan ke kulkas bagian bawah (chiller). Lalu, panaskan dengan microwave atau bila menggunakan oven, letakkan dalam tray panaskan sebentar. “Crepe-nya akan seperti baru lagi,” kata Kino.

Sejarah, Asal Usul Crepe

Beberapa negara memiliki roti goreng (fried bread) versi mereka sendiri. Mexico, memiliki tortilla. Amerika Serikat, mempunyai pancake. Sedang penduduk asli Amerika mengembangkan roti padanan yang mirip dengan roti goreng (fried bread). Salah satu roti goreng paling terkenal 'crepe' dianggap berasal dari Perancis.

Yang kita sebut crepe saat ini, sebenarnya berasal dari Brittany, daerah barat laut Perancis.

Crepe buckwheat (semacam gandum) di daerah ini dikenal dengan nama galettes, walaupun istilah ini kemudian dapat juga mengacu pada kue yang lebih besar, rata, dan bundar, seperti yang dibuat selama masa Epifani (hari raya yang jatuh pada 6 Januari, memperingati Tiga Orang Majus atau Tiga Raja, yang mengunjungi Yesus saat baru saja dilahirkan).

Buckwheat, diperkirakan telah dikenal pertama kali di provinsi Yunan, Tiongkok, yang kemudian dari Asia dibawa ke Eropa Barat, dan para petani di sana mendapatkan bahwa gandum ini dapat tumbuh dengan baik di iklim mereka. Karena itu, secara logika gandum menjadi bahan baku utama di wilayah-wilayah yang memproduksi gandum sepanjang waktu, termasuk crepe.

Bersamaan dengan berkembangnya crepe dan semakin moderennya variasi berbahan baku gandum, kini baik terigu maupun buckwheat sama-sama digunakan, tergantung pada koki dan jenis crepe yang akan dihidangkan.

Mereka yang pernah mencicipi crepe Amerika mungkin beranggapan bahwa crepe itulah yang terlezat di kategori hidangan penutup, paling sering dibuat dari tepung terigu dan diisi dengan gula, selai, buah, maupun coklat.

Di Perancis, crepe juga disajikan sebagai hidangan utama. Disinilah sajian crepe buckwheat modern paling umum disajikan, walaupun crepe terigu juga mudah digunakan.

Crepe dapat diisi dengan keju, sayur-mayur, daging, dan kadang-kadang telur. Baik toko crepe di Perancis maupun di Amerika Serikat menawarkan beragam variasi bagi pelanggan untuk memesan makanan baik sebagai hidangan utama maupun hidangan penutup (dessert) yang keseluruhan sajiannya berupa crepe.

Koki kreatif juga telah menciptakan sejumlah hidangan penutup terkenal yang menggunakan crepe. Mille Crepe adalah suatu kue yang dibuat dari tumpukan crepe ditambah dengan pengisi di tengahnya. Jenis lainnya adalah Crepes Suzette, crepe ini mungkin crepe yang paling tenar.

Cerita asli paling tersohor dari hidangan penutup ini menceritakan bagaimana seorang koki berusia 14 tahun bernama Henri Charpentier membuat hidangan yang secara tidak sengaja diciptakan di Monte Carlo'S Cafe, Paris.

The Prince of Wales, kepada siapa hidangan itu dibuat, menyukainya, dan ketika Charpentier memberi nama crepe hasil improvisasi itu dengan Crepes Princesse, dia meminta namanya diganti dengan Crepes Suzette untuk menghormati rekannya. Cerita ini memang menimbulkan perdebatan, bagaimanapun juga, para penggemar crepe modern, mungkin tidak akan mengetahui dengan pasti darimana datangnya nama itu.

Tanpa mengurangi rasa hormat pada legenda itu, bagaimanapun, crepe jelas-jelas merupakan makanan khas Perancis, dan akan diingat dalam memori dari banyak wisatawan dengan cara yang sama dengan toko-toko roti dan keahlian khusus lain khas negara tersebut.

Apakah Crepe Itu?

Crepe adalah semacam kue dadar tipis yang terbuat dari gandum dan merupakan makanan yang sangat digemari di seluruh Eropa dan tempat lainnya. Bahan utamanya adalah terigu, telur, susu, mentega, dan garam. Terdapat dua jenis crepe, yaitu crepe manis yang terbuat dari tepung gandum dan crepe asin yang terbuat dari tepung buckwheat.

Crêpe berasal dari Bretagne, sebuah wilayah di Perancis bagian barat, di mana crêpe disebut sebagai kramphouezh. Namun, konsumsi crêpe sekarang sudah meluas di seluruh Perancis. Buckwheat berasal dari Tiongkok, dan setelah menyebar ke Eropa Timur berkembang menjadi makanan sejenis yang disebut blintz. Di Bretagne, crêpes biasanya disajikan secara tradisional dengan saus apel. Di kawasan Eropa Tengah, makanan sejenis ini disebut palačinka (bahasa Ceko, Slowakia, Kroasia dan Slovenia), palatschinken (Austria), palacsinta (bahasa Hongaria). Semua julukan ini berasal dari kata Rumania plăcintă (bahasa Latin placenta yang berarti 'kue'). Di kebanyakan daerah Jerman, crêpe disebut sebagai Pfannkuchen, dan dalam bahasa Belanda pannenkoeken. Kedua kata ini, berasal dari kata 'pan' dan 'cake' yang masing-masing berarti 'pemanggangan' dan 'kue'.

Crepe dapat digulung atau dilipat, dan dapat juga diisi dengan berbagai macam isi. Crepes dapat dimakan dengan makanan apapun apabila ia diasinkan, dan diisi dengan keju, asparagus, ham, telur, ratatouille, jamur, atau produk daging lainnya.

Crepe yang manis dapat dijadikan sebagai hidangan penutup. Crepe dapat diisi dengan berbagai jenis makanan manis: selai, cokelat lelehan, susu, es krim, buah berry, kacang, cinnamon, dan sebagainya. Sebagai topping atau atasnya dapat digunakan gula (bubuk), jus lemon, whipped cream, buah-buahan yang dipotong, dsb.

Sebuah crepe tipikal yang berasal dari Perancis dan Belgia adalah Crepe Suzette, sebuah crepe dengan sedikit kulit jeruk yang diparut dan minuman keras liqueur (biasanya Grand Marnier) yang kemudian dipanaskan.

Merupakan hal yang cukup umum juga untuk menggulung atau melipat crepe, lalu digoreng, dipanggang atau disaute, tidak seperti blintz, meskipun persiappannya mirip.

Di Perancis, crepe biasanya disajikan secara tradisional pada Candlemas (La Chandeleur), pada tanggal 2 Februari.

Profile Sweet Crepes



Sweet Crepes berdiri pada bulan Juni 2007, yang dikelola oleh Bapak Ruswan Yastari